SURABAYA, MUIJatim – Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jawa Timur mengajak seluruh masyarakat, khususnya di Jawa Timur, untuk menjaga keselamatan jiwa di masa pandemi Covid-19 dengan menerima vaksinasi gratis dari pemerintah.
Ajakan itu disampaikan langsung oleh Ketua Umum dan Sekretaris Umum MUI Jatim, yakni KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah, S.H., M.M dan Prof. Akh. Muzakki, M.Ag., Grad.Dip.SEA., M.Phil., Ph.D, dalam bentuk Tausiyah yang bernomor 03/MUI/JTM/III/2021.
Dewan Pimpinan MUI Jatim memandang vaksinasi Covid-19 merupakan kebutuhan medis bersama untuk menurunkan angka infeksi Covid-19 dan meningkatkan kekebalan kelompok (herd immunity). Vaksinasi Covid-19 juga menjadi kewajiban agama yang harus dipenuhi oleh masing-masing individu muslim.
Di situasi pandemi seperti saat ini, keselamatan jiwa setiap orang terancam, karenanya menjadi wajib bagi setiap Individu untuk melindungi keselamatan jiwa sendiri dan warga masyarakat sekitar melalui vaksinasi.
KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah, yang merupakan pengasuh Ponpes Zainul Hasan Genggong, menegaskan bahwa Agama Islam sudah jelas memerintahkan masing-masing individu muslim untuk menjaga keselamatan jiwa. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat al-Maidah ayat 32 :
وَمَنْ اَحْيَاهَا فَكَاَنَّمَآ اَحْيَا النَّاسَ جَمِيْعًا
Artinya : “Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya”
Selain vaksinasi, Dewan Pimpinan MUI Jatim juga menghimbau masyarakat untuk terus mematuhi protokol kesehatan sebagaimana yang telah dianjurkan oleh Pemerintah. Karena selain dianjurkan oleh pemegang otoritas kesehatan, protokol kesehatan juga dianjurkan oleh Agama.
Mantan Ketua PWNU Jatim, KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah, menjelaskan bahwa melaksanakan protokol kesehatan adalah ibadah yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Beliau kemudian menyebutkan sejumlah Hadist :
اُطْلُبِ الْعَافِيَةَ لِغَيِرِكَ تَرْزُقُهَا فِي نَفْسِكَ (الأصبهاني في الترغيب عن ابن عمرو)
Artinya : “Upayakanlah sehat untuk orang lain. Maka kau akan diberi sehat” Hadits Riwayat Al-Asbihani. Hadist ini merupakan anjuran untuk melindungi diri dan orang lain dari penularan, termasuk melalui penggunaan masker.
Ada juga Hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad. Dalam hadist itu, wabah diibaratkan seperti api dan cara memadamkannya adalah dengan menjaga jarak, berikut haditsnya :
اسْتَخْلَفَ عَلَى النَّاسِ عَمْرَو بْنَ الْعَاصِ فَقَامَ فِينَا خَطِيباً فَقَالَ أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ هَذَا الْوَجَعَ إِذَا وَقَعَ فَإِنَّمَا يَشْتَعِلُ اشْتِعَالَ النَّارِ فَتَجَبَّلُوا مِنْهُ فِى الْجِبَالِ. ق. ثُمَّ خَرَجَ وَخَرَجَ النَّاسُ فَتَفَرَّقُوا عَنْهُ وَدَفَعَهُ اللَّهُ عَنْهُمْ
(Amr bin Ash jadi gubernur Syam, ia berkata: “Wabah ini sama seperti nyala api. Maka pergilah ke gunung-gunung”. Ia pergi dan orang-orang pergi. Lalu Allah hilangkan penyakit itu”)
Kemudian ada Hadits yang menganjurkan rajin cuci tangan, yakni :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا اسْتَيْقَظَ أَحَدُكُمْ مِنْ نَوْمِهِ فَلَا يَغْمِسْ يَدَهُ فِي الْإِنَاءِ حَتَّى يَغْسِلَهَا ثَلَاثًا فَإِنَّهُ لَا يَدْرِي أَيْنَ بَاتَتْ يَدُهُ
Artinya : “Jika diantara kalian bangun dari tidur maka jangan celupkan tangan ke bak air hingga membasuh tangan 3x. Sebab ia tidak tahu kemana saja tangannya bergerak” Hadits Riwayat Muslim.
Dewan Pimpinan MUI Jatim juga mengajak masyarakat menyempurnakan usaha lahiriyah dengan ikhtiar batiniyah melalui pemanjatan doa :
بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
“Bismillahilladzi La Yadhurru Ma’asmihi Syai’un fil Ardhi wa Laa fis Sama’i wa Huwas Sami’ul ‘Alim.”
Doa itu diharapkan dapat dibaca setiap pagi dan sore, masing-masing tiga kali (3x) agar terhindar dari hal-hal yg memudharatkan.