SURABAYA, MUIJatim – Setelah 2 pekan dilantik, tepatnya 15 Februari 2021, Dewan Pimpinan Pusat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur langsung gerak cepat membantu Pemerintah Indonesia untuk mempercepat terbentuknya Herd Immunity atau kekebalan kelompok dalam melawan virus corona.
Salah satu langkah yang dilakukan oleh MUI Jatim adalah menggelar diskusi bertema ‘Vaksinasi: Antara Kebutuhan Medis dan Kewajiban Agama’ secara virtual melalui zoom meeting dan live streaming di Youtube pada Senin malam (01/03).
Acara ini diikuti oleh 135 lebih peserta dari jajaran pengurus MUI Jatim, pengurus MUI Kabupaten dan Kota, serta sejumlah akademisi dari Perguruan Tinggi.
Wakil Ketua MUI Jatim, Prof. Dr. KH. Abd. Halim Soebahar, M.A, mengatakan kegiatan ini untuk menyakinkan masyarakat yang masih ragu terhadap fatwa MUI tentang vaksin covid-19 yang suci dan halal.
Guru Besar di bidang Pendidikan Islam di UIN Khas Jember ini, menegaskan bahwa di MUI itu bukan hanya ada Cendekiawan dari kalangan Ulama, tetapi juga Cendekiawan dari kalangan frofesional, serta Zuama. Fatwa MUI bahwa Vaksin suci dan halal telah melalui audit dan klarifikasi yang melibatkan tim ahli.
“MUI mendelegasikan tim untuk mendatangi perusahaan Vaksin Sinovac di China dan PT. Bio Farma di Bandung dalam rangka audit. Dari hasil audit, tidak diketahui adanya unsur yang menyebabkan ketidaksucian elemen-elemen yang teramu dalam vaksin covid-19. Selanjutnya dilakukan klarifikasi dengan melibatkan tim ahli agama, tim ahli vaksin dan praktisi. Dari hasil klarifikasi itulah kemudian dikeluarkan Fatwa bahwa vaksin suci dan halal” tegas Halim Soebahar dalam zoom meeting.
Terkait keamanan vaksin, sudah dijamin oleh Pemerintah, bahkan Presiden Jokowi menjadi orang pertama yang menerima vaksin jenis Sinovac, disusul oleh sejumlah pejabat, tokoh agama dan organisasi profesi pada 13 Januari 2021.
“Itu bagian dari ikhtiar Pemerintah, yang telah memberikan keteladanan bahwa vaksin itu bisa dilakukan oleh segenap komponen masyarakat. Ini sekaligus menunjukkan bahwa vaksin covid-19 aman. Jadi ada suci, halal, sekaligus aman” ujar Kiai Halim Soebahar.
KH. Halim Soebahar, yang saat ini juga menjabat Ketua MUI Jember, menambahkan bahwa ketidakpercayaan sejumlah warga terhadap vaksin dipicu oleh hoaks atau berita bohong yang beredar di media sosial.
Ia meminta masyarakat agar bertanya atau mengecek kebenaran suatu informasi kepada ahlinya, bukan bertanya pada postingan di media sosial yang tentu tidak jelas kebenarannya.
“Agama sudah jelas memerintahkan, Fas’aluu ahladz dzikri inkuntum laa ta’lamuun, siapa ahladz dzikri itu, ialah yang memiliki kemampuan spesifik atau khusus, jadi kalau mau bertanya soal agama, silahkan tanya pada ulama, jika mau bertanya soal vaksin, silahkan bertanya pada ahli vaksin” tegas Prof. Halim Soebahar.
Pemerintah telah berikhtiar untuk menjaga rakyatnya tetap sehat dan tidak terinfeksi virus corona.
Kebijakan pemerintah dalam kondisi dan situasi seperti ini telah berorientasi pada kemaslahatan, sehingga DP MUI Jatim merasa perlu untuk membantu pemerintah.
“Tassarruf al-Imam ‘ala al-ra’iyyah manutun bi al-maslahah, sehingga tokoh agama, yang tergabung dalam MUI, ada Ulama, Zuama dan Cendekiawan diharapkan terus bekerjasama dan bersinergi untuk memberikan pencerahan dan motivasi kepada masyarakat agar berpartisipasi dalam vaksinasi” Pinta KH. Halim Soebahar.